|TRIBRATA NEWS POLDA BANTEN, Banten – Masuki hari ke-5, personil SAR gabungan yang terdiri dari personil Ditpolairud Polda Banten, Ditpolair Baharkam Polri, Basarnas Banten, Basarnas Jakarta, Basarnas Lampung, Lanal Banten, KSOP Banten, ASDP Merak, SAR MTA, PMI Cilegon dan BPBD Kab. Serang masih terus melakukan upaya pencarian terhadap 7 orang crew KM Puspita Jaya yang dikabarkan hilang sejak Jumat sore (19/06) lalu.
Kapolda Banten Irjen Pol Drs. Fiandar melalui Dirpolairud Polda Banten Kombes Pol Heri Sulistya menjelaskan bahwa Ditpolairud Polda Banten dan tim SAR yang lainnya melakukan patroli laut dan darat untuk melakukan pencarian terhadap 7 orang nelayan.
“Ya, sampai hari ke-5 ini, kami dari Tim SAR gabungan masih mencari 7 orang nelayan yang belum ditemukan. Kami melakukan patroli laut di Pulau Panaitan, Teluk Labuan, Sumur, Sisi timur Belimbing – Lampung,” katanya kepada awak media, Selasa (23/06/2020).
Dengan menggunakan alat utama (Alut) KRI Lemadang, Kapal Polisi Bangau 5006, RIB 02 Banten, RIB 02 Lampung tim SAR gabungan yang dibagi 4 tim ini melakukan patroli.
“Kapal Patroli KRI Lemadang dan Kapal Polisi Bangau 5006, bertolak dari Pelabuhan Indah Kiat menuju Pulau Panaitan. RIB 02 Banten bertolak dari Posko SAR Gabungan di Teluk Labuan menuju Sumur dengan Rute Pencarian Entry dari Pelabuhan Probo menyusuri garis pantai hingga Tanjung Lesung. Sedangkan RIB 02 Lampung melakukan penyisiran di sisi timur Belimbing – Lampung,” terang Heri.
Dalam patrolinya, Tim SAR gabungan berkoordinasi dengan semua pihak jika ada yang melihat segera laporkan.
Sementara itu Kabidhumas Polda Banten juga menghimbau kepada masyarakat khususnya masyarakat pesisir dan nelayan bilamana melihat atau mendengar informasi terkait dengan korban KM Puspita Jaya agar segera melapor ke tim SAR.
“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat khususnya masyarakat pesisir dan nelayan bilamana melihat atau mendengar informasi terkait dengan korban KM Puspita Jaya agar segera melapor ke tim SAR atau Ditpolairud Polda Banten ataupun Polsek terdekat dan kepada para nelayan hati-hati jika akan melaut,” tutup Edy Sumardi. (Bidhumas)