Seminar Kebangsaan, Kapolri : Lembaga Pendidikan Tinggi Sebagai Benteng Pancasila dan NKRI

seminar-kebangsaan-kapolri-lembaga-pendidikan-tinggi-sebagai-benteng-pancasila-dan-nkri

TRIBRATA NEWS POLDA BANTEN, Bali - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, didampingi Kabaharkam Polri Komjen Pol Putut Eko Bayuseno, Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, dan Kapolda Bali Irjen Pol Dr Petrus R Golose, dalam menghadiri kegiatan pertemuan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia yang melaksanakan aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan Radikalisme, bertempat di BNDCC Nusa Dua Bali. Senin,( 25/09).

Kapolri Jenderal Tito Karnavian selaku narasumber dalam kegiatan seminar kebangsaan tersebut menyampaikan peran lembaga pendidikan tinggi sebagai benteng perlawanan terhadap radikalisme serta ancaman bagi pancasila dan NKRI, sesuai dengan tema seminar dalam pertemuan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia itu yaitu “lembaga pendidikan tinggi sebagai benteng Pancasila dan NKRI”.

Kapolri juga menambahkan perguruan tinggi sangat banyak sekali perannya, sehingga Polri mengharapkan perguruan tinggi dalam Deradikalisasi terutama dari ulama perguruan tinggi islam, dapat membantu Polri untuk menetralisir mindset bagi mereka yang sudah kena paham radikal baik yang sedang ditahan atau yang berada diluar, kemudian perguruan tinggi juga diharapkan mampu me mind maping dilingkungan internalnya apakah ada paham radikal yang berkembang, siapa tokoh-tokohnya, upayakan berhenti dan tidak berkembang.

Serta tentang kontra ideologi diharapkan juga dapat mengintensifkan Pancasila dilingkungan perguruan tinggi dalam kurikulum maupun exstra kurikulum, kemudian epektifkan kerjasama dengan NU untuk pengembangan islam Nusantara, dengan muhamadiah mengembangkan islam berkemajuan, kemudian ideologi demokrasi ini juga harus diterapkan dan bisa membuktikan/menunjukkan pesan bahwa ini efektif cocok untuk bangsa Indonesia.

Kemudian diharapkan perguruan tinggi mampu melakukan survey karena perguruan tinggi adalah lembaga akademik, yang mampu melakukan metode secara ilmiah disetiap daerah, “kita harapkan perguruan tinggi jangan diam lakukan survey apalagi sudah ditangkap interview suruh mahasiswanya melakukan penelitian tentang itu apa sebenarnya penyebabnya dan setelah itu bagai mana solusinya sampaikan kepada Polri, sehingga Polri bisa mengambil kebijakan dan mudah-mudahan akan lebih baik.” ucap Jenderal Tito Karnavian.

“Jadi teori tanpa diterapkan menjadi kebijakan itu moderat akademik, kebijakan yang dibuat oleh para pengambil kebijakan tanpa dasar keinginan yang kuat itu disebut untung-untungan, yang terbaik adalah pembuat kebijakan diberikan peedback atau diberikan masukan oleh yang dimagsud teori sehingga pada waktu mengambil kebijakan memang dilandaskan pada teori yang kuat baru kebijakan dapat diterapkandengan benar.” imbuhnya.

Kegiatan pertemuan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia yang melaksanakan aksi kebangsaan perguruan tinggi melawan Radikalisme juga dihadiri oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Tokoh Agama Buya Syafii Maarif dan Kepala Unit Kerja Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif, peserta yang hadir dari seluruh Indonesia kurang lebih 3000 orang.

                                                 
Sumber : tribratanews.com
Editor / : iman
Publish

About

Check Also

Peduli Warga Kurang Mampu, Kapolsek Kragilan Berikan Bantuan Sembako

Sebagai wujud perhatian dan kepedulian terhadap masyarakat yang membutuhkan serta memberikan kesejukan dan pesan damai …